Rabu, 08 Agustus 2012

Menginjak Staples

Cerita Pengalaman: Marshalline Tanusawiejaya (Kelas 7E, 2011/2012)

Waktu aku duduk di kelas 4 SD, setiap aku pulang sekolah pasti aku pulang ke rumah engkong dan emaku. Setiap hari aku bertemu dengan saudara-saudaraku di sana. Kami sangat dekat seperti saudara kandung .
Cerita bermula sejak suatu hari aku sedang berada di rumah engkong dan emaku. Kupikir, tumben sekali rumah ini sepi, hanya ada aku, engkongku dan emaku. Membosankan sekali rasanya, sampai aku mengantuk... tetapi jika aku tidur pun, aku tidak dapat tertidur. Agar rasa kantuk itu hilang aku memulai aksiku ini. Aku berdiri di atas sofa, berjalan ke sana ke mari, hingga loncat-loncat di atas sofa yang empuk itu. Emaku mengingatkan agar aku tidak melakukan aksiku itu. Aku tetap saja berjalan-jalan dan meloncat dengan bahagia di atas sofa tersebut.
Tiba-tiba, terdengar suara yang cukup pelan, “Greeeekkkk!!!” seketika itu juga aku merasakan sakit yang sangat sakit di kakiku ini. Ketika kulihat isi staples sudah menempel di kakiku, menusuk, dan menancap di kaki kananku. Kakiku seperti kertas yang sudah tertempel oleh staples atau bisa juga seperti ban motor yang terkena paku. Kakiku juga tidak mengeluarkan darah sama sekali. Iih!
Mengerikan sekali... ingin aku teriak sekencang-kencangnya, tetapi aku takut emaku mengetahui kejadian ini, karena tadi emaku sudah berulang kali mengingatkan. Ingin kucabut isi staples tersebut dari kakiku, tapi aku takut sakitnya bertambah. Tetapi, masa akan selamanya isi staples ini menempel di kakiku?!
Akhirnya kuputuskan untuk mencabut isi staples ini. Begitu isi staples ini aku cabut, darah mengalir banyak dari kaki kananku ini. Segera aku ambil tisu yang jauh dari tempat yang duduki. Aku berjalan dengan satu kaki untuk mengambil tisu, dengan susah payah pula aku duduk kembali dan berusaha untuk tidak terlalu ribut karena takut ketahuan oleh emaku. Setelah darahnya berhenti, aku langsung membuang isi staples yang telah menyakiti kaki kananku tadi.
Kuakui, ini semua memang salahku, sebenarnya sofa itu penuh dengan alat tulis, termasuk staples, gunting kertas, juga gunting kuku di sela-sela sofa tersebut. Sofa tersebut memang kurang rapih dan kurang bersih. Aku memang bersalah.  Emaku sudah memperingatkanku untuk tidak berlaku seperti itu.
Sejak kejadian tersebut, aku tidak mau lagi beraksi dengan loncat-loncat, berjalan ke sana ke mari seperti Jackhie Chan, terutama di atas sofa. Selain itu, aksi seperti itu dapat membuat sofa menjadi cepat rusak kan? Lagi pula itu tidak sopan, karena sofa digunakan untuk duduk, bukan untuk beraksi. Kaki aku juga sakit sekali.
Sssttt... jangan beritahu siapa-siapa tentang kejadian ini ya... tidak ada yang tahu tentang pengalamanku ini selain kalian dan kedua orang tuaku. Selain itu tidak ada lagi. Hehehe...
Nah, teman-teman juga jangan berlaku seperti perilaku itu ya... Pertama, itu tidak sopan. Kedua, itu membuat sakit diri sendiri. Ketiga, membuat sofa menjadi cepat rusak. Ini ceritaku, bagaimana ceritamu? Sekian dulu ya... Terima kasih teman-teman... J

Tidak ada komentar: