Kamis, 07 November 2013

Berlibur ke Singapura

Cerita Pengalaman: William Oktavianus

Hai, teman-teman! Apa kabar?
            Pada saat ini, aku akan menceritakan cerita pengalamanku yang paling berkesan bagi diriku dan tak bisa terlupakan.
            Waktu aku duduk di kelas VI SD setelah aku melaksanakan UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional), tepatnya tanggal 29 Mei 2011, aku bersama keluargaku pergi berlibur ke Singapura. Selain itu, aku juga menengok nenek aku yang sedang berobat di Singapura.
            Pada tanggal 29 Mei 2011, kami sekeluarga siap berangkat ke Singapura. Kami telah menunggu di Bandara Soekarno-Hatta. Karena baru pertama kali, aku jadi norak, sedangkan orang tua aku biasa saja, karena mereka sudah sering pergi ke luar negeri. Kami pergi naik pesawat milik Negara Jerman, Lufthansa. Sewaktu masuk pesawat, ternyata pesawatnya besar sekali dan nyaman, tapi ya ampun, pramugarinya sangatlah tidak ramah dan sudah tua-tua. Makanannya juga sangatlah aneh, masa makan roti pakai terung. Aku sampai ngga makan. Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam 10 menit, kami sampai di Changi Airport, ternyata sangatlah bersih dan indah.
            Keesokan harinya, kami memulai perjalanan wisata dan menjenguk nenek. Akhirnya, aku melihat kota Singapura, yang kata orang-orang kota Singapura itu sangatlah bersih, tetapi setelah kulihat ternyata tidak. Menurut bibiku yang tinggal di sana, memang kota Singapura sekarang menjadi kotor, karena terlalu banyak pendatang. Tetapi, peraturan lalu lintasnya sangatlah teratur. Kita harus menunggu bis di halte dan harus menyebrang di zebracross.
            Kami juga mengunjungi taman hiburan yang cukup terkenal di dunia, yaitu Universal Studio. Tempatnya bagus sekali, tetapi cuacanya sangatlah tidak bersahabat, panasnya bukan main. Karena cuaca yang panas itu, kami jadi sering minum. Sampai-sampai persediaan air minum di tas kami habis. Eh, malah ayahku minum air dari kran wastafel yang tersedia di sudut-sudut. Saya sangat heran, apa tidak jijik gitu minum air mentah. Lalu, ayahku menjelaskan bahwa air dari kran wastafel kota Singapura itu aman untuk diminum. Akhirnya, aku jadi malu sendiri. Aku juga jadi ikut-ikutan minum dari kran tersebut. Setelah selesai bermain, kami pulang ke hotel tempat kami beristirahat.
            Setelah beristirahat, kami juga bermain ke wahana tempat lainnya, seperti Images of Singapore, yang menjelaskan sejarah berdirinya kota Singapura. Selain itu, kami juga pergi ke tempat-tempat menarik lain, seperti mall-mall di kota Singapura, tetapi harga barangnya mahal-mahal. Tidak hanya tempat hiburan, kami juga sempat pergi ke rumah sakit untuk mengantar nenek berobat, nama rumah sakitnya yaitu Mount Elizabeth. Ternyata, di rumah sakit itu banyak warga Indonesia yang berobat ke sana.
            Akhirnya, setelah kami menginap 4 malam 5 hari di sana, kami kembali ke Indonesia. Kami sampai kembali ke rumah dengan selamat. Nah, pesan yang bisa diambil dari cerita pengalamanku tadi adalah kota Singapura merupakan kota yang bersih dan teratur, kita harus bisa mencontoh dari mereka. Walaupun demikian, aku tetap cinta Indonesia.
            Teman-teman, sekian pengalamanku. Terima kasih!