Waktu aku duduk di
kelas 4 SD, setiap aku pulang sekolah pasti aku pulang ke rumah engkong dan
emaku. Setiap hari aku bertemu dengan saudara-saudaraku di sana. Kami sangat
dekat seperti saudara kandung .
Cerita bermula sejak
suatu hari aku sedang berada di rumah engkong dan emaku. Kupikir, tumben sekali
rumah ini sepi, hanya ada aku, engkongku dan emaku. Membosankan sekali rasanya,
sampai aku mengantuk... tetapi jika aku tidur pun, aku tidak dapat tertidur.
Agar rasa kantuk itu hilang aku memulai aksiku ini. Aku berdiri di atas sofa,
berjalan ke sana ke mari, hingga loncat-loncat di atas sofa yang empuk itu.
Emaku mengingatkan agar aku tidak melakukan aksiku itu. Aku tetap saja
berjalan-jalan dan meloncat dengan bahagia di atas sofa tersebut.
Tiba-tiba, terdengar
suara yang cukup pelan, “Greeeekkkk!!!” seketika itu juga aku merasakan sakit
yang sangat sakit di kakiku ini. Ketika kulihat isi staples sudah menempel di
kakiku, menusuk, dan menancap di kaki kananku. Kakiku seperti kertas yang sudah
tertempel oleh staples atau bisa juga seperti ban motor yang terkena paku.
Kakiku juga tidak mengeluarkan darah sama sekali. Iih!
Mengerikan sekali...
ingin aku teriak sekencang-kencangnya, tetapi aku takut emaku mengetahui
kejadian ini, karena tadi emaku sudah berulang kali mengingatkan. Ingin kucabut
isi staples tersebut dari kakiku, tapi aku takut sakitnya bertambah. Tetapi,
masa akan selamanya isi staples ini menempel di kakiku?!
Akhirnya kuputuskan
untuk mencabut isi staples ini. Begitu isi staples ini aku cabut, darah
mengalir banyak dari kaki kananku ini. Segera aku ambil tisu yang jauh dari
tempat yang duduki. Aku berjalan dengan satu kaki untuk mengambil tisu, dengan
susah payah pula aku duduk kembali dan berusaha untuk tidak terlalu ribut
karena takut ketahuan oleh emaku. Setelah darahnya berhenti, aku langsung
membuang isi staples yang telah menyakiti kaki kananku tadi.
Kuakui, ini semua
memang salahku, sebenarnya sofa itu penuh dengan alat tulis, termasuk staples,
gunting kertas, juga gunting kuku di sela-sela sofa tersebut. Sofa tersebut
memang kurang rapih dan kurang bersih. Aku memang bersalah. Emaku sudah memperingatkanku untuk tidak
berlaku seperti itu.
Sejak kejadian
tersebut, aku tidak mau lagi beraksi dengan loncat-loncat, berjalan ke sana ke
mari seperti Jackhie Chan, terutama di atas sofa. Selain itu, aksi seperti itu
dapat membuat sofa menjadi cepat rusak kan? Lagi pula itu tidak sopan, karena
sofa digunakan untuk duduk, bukan untuk beraksi. Kaki aku juga sakit sekali.
Sssttt... jangan
beritahu siapa-siapa tentang kejadian ini ya... tidak ada yang tahu tentang
pengalamanku ini selain kalian dan kedua orang tuaku. Selain itu tidak ada
lagi. Hehehe...
Nah, teman-teman juga jangan berlaku seperti perilaku
itu ya... Pertama, itu tidak sopan. Kedua, itu membuat sakit diri sendiri.
Ketiga, membuat sofa menjadi cepat rusak. Ini ceritaku, bagaimana ceritamu?
Sekian dulu ya... Terima kasih teman-teman... J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar